Mengapa Mahasiswa menduduki rektorat? Sebagaimana diketahui bahwa pengambilan keputusan tentang OSPEK (konsep) waktu itu sama sekali tidak melibatkan peran serta mahasiswa. Pengelola kampus UPN menyodorkan konsep jadi, dan siap dilaksanakan. Mahasiswa mau setuju atau tidak, konsep akan terus berjalan. Itulah kata-kata pengelola waktu itu. Nah, dimanakan letak semboyan kita (UPN )"kreativitas" dalam kasus ini. Mahasiswa hanya menjadi pelaksana Teknis, tentu tidak ada proses kreatifitas berpikir merumuskan konsep. Sementara jauh ke depan, mahasiswa diharuskan untuk mampu menjawab tantangan zaman. Jika tidak dilatih berpikir, maka tujuan itu takkan terpenuhi kelak. Mahasiswa generasi ke depan akan menjadi robot-robot yang hanya bisa menjalankan perintah, tanpa bisa merumuskan, membuat, menggodok, atau berimprovisasi menyelesaikan masalah. Tekan "Enter" lalu laksanakan tugas, atau klik "OK" lalu perintah dijalankan.
Lalu apa masalah utamanya?
Masih masalah klasik. yaitu tidak adanya demokratisari dalam pengambilan keputusan terkait mahasiswa di UPN. Mahasiswa menganggap pengelola kampus melakukan tindakan "otoriter", mau menang sendiri, dll.
TIGA PARAGRAF diatas hanya pengantar dari masalah sebenarnya yang ingin disampaikan dalam tulisan ini. pada waktu itu, dalam mempertahankan waktu OSPEK tanggal 31 September, pihak pengelola selalu mengatakan "Selamatkan SKEP Rektor". Kata-kata itu sering didengar dalam debat terkait masalah OSPEK. Bahkan selalu di ulang-ulang bagai lagu merdu ditelinga para peserta rapat. Kebetulan juga waktu itu SKEP terkait OSPEK telah dikeluarkan oleh Rektor. Dan memang dalam kalender akademik yang didistribusikan kepada mahasiswa UPN pada tahun ajaran baru 2010/2011 tanggal 31 september telah tercatat sebagai Waktu OSPEK.
OK...!!!
Setelah debat kusir selama berhari-hari, Akhirnya Mahasiswa dapat menerima bahwa waktu Ospek tetap pada tanggal sesuai SKEP dan kalender akademik 2010. Memang benar jika OSPEK diundur sampai tanggal 20 September maka banyak jadwal akademik UPN yang lain akan ikut mundur, dengan pertimbangan logis itulah mahasiswa akhirnya mengalah. Walaupun sebenarnya UPN punya banyak waktu libur/kosong yang tidak dimanfaatkan secara efektif (yang dapat mengganti waktu yang dimundurkan itu). Dengan catatan bahwa konsep OSPEK harus diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa. Pihak pengelola memenuhi janjinya, walaupun tentunya Mahasiswa perlu perjuangan panjang sekali lagi untuk menuntut janji yang mereka beri tersebut.
Nah, Kenyataannya sekarang apa???
Inilah kenyataan yang terjadi.......!!! [silahkan baca surat edaran resmi ini]
DIMANA KONSISTENSI TERHADAP ATURAN?? DIMANA KATA-KATA "SELAMATKAN SKEP REKTOR"
SEMUANYA MUNGKIN DILAKUKAN OLEH PENGELOLA JIKA MEREKA MENGINGINKAN.
SEMENTARA MAHASISWA HARUS BERJUANG KERAS DAHULU AGAR ASPIRASINYA DIDENGAR...!!!
KAMPUS KITA MEMANG BENAR-BENAR KAMPUS KEJUANGAN...!!!